AKUNTANSI
INTERNASIONAL
PERAN
AKUNTANSI DALAM MANAJEMEN RESIKO
4EB13
Randy
Revanda Simatupang (26212007)
Prasetyo
Hadi Putranto ( 25212691)
Latar Belakang
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko
(risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang
diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai
ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan
imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk
High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan
berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat
pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu
memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang
diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat
pengenbalian yang diharapkan.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur
keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap
secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya
imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum
memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan
menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana
yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari
beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan
dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen
tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk
meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam
harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang
dihadapi ini disebut dengan resiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai
bentuk.
Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan
manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
(1) risiko likuiditas, timbul karena tidak semua
produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
(2) diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa
pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
(3) risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak
lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
(4) risiko regulasi, adalah risiko yang timbul
karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk
tujuan tertentu,
(5) risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi
lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan,
dan
(6) risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu
transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang
hendak dilindung nilai.
PEMBAHASAN
Pengertian Risiko
Keuangan
Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan
bergantung pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk
mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam
faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban
kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang
mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada pihak
eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana
sendiri yang dihasilkan secara internal.
Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi
kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal
sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun
fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua
produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa
pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak
lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena
pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan
tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi
lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu
transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang
hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika
perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko
yang aktif dapat dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi
kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin
tidak dapat menutupi layanan jasa utang kontraktual.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko
manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko
alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko
tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program
lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis
risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini
diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu
nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi
keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai
suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku
bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber
pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara
domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic mampu menjual
dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang
yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian
probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing
pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses
manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan
dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah
salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan
multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup: (1)
antisipasi pergerakan kurs, (2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang
dihadapi perusahaan, (3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan (4)
pembuatan pengendalian manajemen risiko internal. Manajer keuangan harus
memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan
kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien
dan efektif.
Potensi Risiko Transaksi
Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga
mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran
akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis
potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan
kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan
kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah
dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang
domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal,
pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang
diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar
(yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini)
menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut
potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang
pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing
menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi
kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Strategi Perlindungan Sekali potensi risiko kurs
yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang
strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko
tersebut.
Strategi ini mencakup :
• Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi
perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva
dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko
perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di
negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :
1. Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal
sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang
diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk perusahaan.
3. Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dan
piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
4. Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang
dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang
asing.
6. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam
persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu
terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan
mata uang yang kuat.
• Lindung Nilai Operasional Bentuk perlindungan
risiko ini berfokus pada variabel variabel yang mempengaruhi pendapat dan beban
dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin
keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
• Lindung Nilai Struktural Lindung nilai ini
mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah atau
komponen manufaktur.
• Lindung Nilai Kontraktual, Berbagai instrumen
lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas
yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta
asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivatif ,
dan bukan merupakan instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar, seperti
perjanjian pembelian kembali (piutang), obligasi, dan modal saham, memenuhi
definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Instrumen derivatif merupakan perjanjian kontraktual yang memberikan hak atau
kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan instrumen keuangan atau komoditas
lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada peristiwa yang bersifat
kontijensi.
Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai Merupakan
kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaanya
untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak
mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara
lain kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya. Untuk
memahami pentingnya akuntansi lindung nilai, dicontohkan beberapa praktik
akuntansi lindung nilai yang dasar. Komponen dasar laporan keuangan (tanpa
pajak)
Daftar Pusaka:
http://kamusbisnis.com/arti/risiko-keuangan/
http://elsyasitler.blogspot.com/2013/05/bab-10-manajemen-resiko-keuangan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manajemen-resiko-keuangan/
http://animo-antolog.blogspot.com/2011/05/manajemen-resiko-keuangan.html