Senin, 19 Oktober 2015

TUGAS 1 BAHASA INDONESIA 2 : Pengertian Penalaran, Penalaran Deduktif, Penalaran Induktif

1.      Pengertian Penalaran
            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
2.      Penalaran Deduktif
            Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh :
         Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
       a)      Silogisme
               Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
           b)   Entimen
            Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Ciri-ciri paragraf berpola deduktif
Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3) Diakhiri dengan penjelasan

3.      Penalaran Induktif
·         Pengertian Penalaran Induktif
            Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
            Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

·         Macam-macam Penalaran Induktif
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
Generalisasi
            Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Macam-macam generalisasi:
a)  Generalisasi sempurna
            adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
b)      Generalisasi tidak sempurna
            Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Ciri-ciri paragraf berpola induktif
Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan

Sumber :

Minggu, 04 Oktober 2015

TUGAS 1 ETIKA PROFESI AKUNTANSI

KASUS PT. SINAR JAYA

KAP Jojon & Priyadi mendapatkan penawaran untuk melaksanakan audit PT. Sinar Jaya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur mesin berat. KAP Jojon & Priyadi menunjuk salah seorang direkturnya, Irwan K., SE, Ak, CPA untuk bertanggungjawab atas audit PT. Sinar Jaya. KAP Jojon & Priyadi mendapatkan referensi dari KAP Bambang & Basuki untuk mengaudit PT. Sinar Jaya, oleh karena itu KAP Bambang & Basuki mendapatkan sejumlah fee dari PT. Sinar Jaya & KAP Jojon & Priyadi.
Irwan meminta salah satu stafnya untuk berdiskusi dengan salah satu manajemen atas PT. Sinar Jaya, Singgih Cahaya, SE berkaitan dengan lingkup audit yang akan dilaksanakan. Pada saat yang sama salah satu stafnya juga diminta untuk bertemu senior auditor di KAP Bambang & Basuki; Bondan Berdikari, SE, Ak untuk menanyakan perihal PT. Sinar Jaya.
Hasil wawancara dengan pihak PT. Sinar Jaya
v  PT. Sinar Jaya mempunyai 2 anak perusahaan yakni PT. Senter Jaya & PT. Lilin Jaya
v  PT. Sinar Jaya mempunyai investasi dengan total 100 milyar dengan pendapatan per tahunnya sebesar 100 juta.
v  Pihak direksi meminta tim audit untuk:
1.   Mengaudit kedua anak perusahannya.
2.   Mengaudit laporan keuangan PT. Sinar Jaya.
3.   Memeriksa Laporan Pajak dan Fiskal.
4.   Melakukan penilaian terhadap aset tetap.
v  Pihak direksi mengizinkan tim audit KAP Jojon & Priyadi untuk bertanya ke KAP Bambang selaku pihak yang dahulu pernah mengaudit PT. SInar Jaya
Hasil wawancara dengan pihak KAP Bambang & Basuki
Setelah mendapat konfirmasi dari pihak PT. Sinar Jaya bahwa tim audit dari KAP Jojon & Priyadi selaku tim yang akan mengaudit PT. Sinar Jaya diperkenankan untuk berkonsultasi dengan pihak KAP Bambang, kemudian KAP Bambang memberikan beberapa informasi mengenai PT. Sinar Jaya.
v  KAP Bambang tidak menemukan kendala terkait dengan kegiatan audit terhadap PT. Sinar Jaya.
v  Sistem Informasi Akuntansi & Sistem Pengendalian Internal perusahaan cukup memadai dan efektif.
v  Karyawan PT. Sinar Jaya Informative
v  Menurut penilaian KAP Bambang, manajemen PT. SInar Jaya berlau jujur dan integritas manajemne cukup tinggi.
Analisis :
Kasus tersebut menunjukan bahwa pentingnya keprofesionalitas seorang auditor, dimana auditor harus bertidak sebagai bagian dari standar umum audit pertama dan ketiga, yaitu berisi mengenai seorang auditor harus kompeten dan bertindak secara professional, teliti, cermat, dan hati-hati. Dari tulisan juga terlihat bahwa PT. Sinar Jaya dan KAP Bambang, menyatakan fee yang diperoleh dari KAP Bambang, selain fee referral dari KAP Jojon & Priyadi, ternyata juga mendapatkan fee dari PT. SInar Jaya. Fee jenis ini tidak terdapat dalam aturan etika kompartemen Akuntan Publik No. 503 dimana dalam nomor tersebut disebutkan sebagai berikut ;
Ø  “Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk memperoleh penugasan dari dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi indepedensi.”
Ø  “Fee referral (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.”
Ø  “Fee referral (rujukan) hanya diperkenakan bagi sesama profesi.”
Berdasarkan kejadian tersebut dan pada etika kompartemen Akuntan Publik diatas, kami mencurigai bahwa KAP Bambang & Basuki bertindak tidak etis karena juga menerima fee dari PT. Sinar Jaya yang terkait dengan rujukan kepada KAP Jojon & Priyadi, hal tersebut dapat mengurangi indepedensi KAP Bambang dalam menyampaikan informasi.